Equality


Equality.

Sejak membaca To kill a mockingbird, the best novel I ever read (the same feeling everytime i finished read a novel, plot novel bisa di baca di sini),  aku menjadi banyak berfikir tentang Equality- kesamaan hak yang dimiliki manusia sejak terlahir di dunia.

Perjuangan untuk mendapatkan status 'equal - kesamaan hak ' telah muncul sejak sejarah manusia ada di beberapa century yang lalu.  Revolusi Prancis di Abad-18 adalah salah satu sejarah dimana rakyat menuntut kemerdekaan atas kesewenangan regulasi pajak dari Kerajaan Prancis. Rakyat yang terus dibebani pajak tinggi  semakin menderita, dan miskin, sementara keluarga kerajaan dan elit pemerintah gagal menanggulangi krisis dan hanya semakin menambah beban pajak rakyat. Tonggak kemarahan rakyat adalah saat rakyat menyerang ke penjara Bastile dan akhirnya mendeklarasikan dokumen Persamaan Hak Asasi Manusia dan Rakyat Prancis yang terdiri dar 17 artikel, salah satunya adalah :

" Men are born and remain free and equal in rights. Social distinctions may be founded only upon the general good " 

Masih dari abad-18, perjuangan untuk mendapatkan kesamaan hak juga terjadi di Amerika, Civil War. Issue perbudakan adalah latar belakang utama terjadinya peperangan. Secara sederhana perang ini dimotori  Colored man (Africa-America Man) yang selalu menjadi budak di perkebunan bagi 'white man' menuntut kemerdekaan akan kesamaan hak sebagai penduduk Amerika. Perang ini salahsatunya menghasilkan emansipasi dengan diijinkannya Colored man untuk bergabung dengan Nation Army. Meskipun perjuangan untuk mendapatkan kesamaan hak masih sangat panjang dan Colored Man masih diperlakukan secara diskriminatif di beberapa hal hingga di awal abad 19-an, namun civil war dianggap sebagai tonggak memperjuangkan persamaan hak antara dua warna kulit yang berbeda di Amerika.

Oh don't be surprise! Aku mempelajari sejarah dari Film, Novel dan Komik ;p

Nah, di jaman saat ini, saat sebagian besar negara di bumi ini telah menyatakan deklarasinya akan kesamaan hak asasi tiap manusia, pertanyaannya adalah apakah setiap manusia memiliki hak yang sama, kesempatan yang sama pada tiap lini kehidupan?

Emansipasi tidak hanya menyentuh dua ras yang berbeda, namun lebih rigid menjadi dua jenis kelamin yang berbeda. Banyak bermunculan organisasi-organisasi yang menyatakan visi-misi mereka untuk melindungi hak tertentu manusia. Begitu luar biasa perkembangan perjuangan ini hingga tidak lagi memerlukan perang besar untuk memenangkannya. Namun tetap pertanyaannya..apakah setiap manusia memiliki hak dan kesempatan yang sama pada tiap lini kehidupan?

Hmmm...a very difficult answer I guess. Saat ini perjuangan kesamaan hak dan kesempatan telah bergeser pada sektor pekerjaan. I dare to say, here in Indonesia there is still inequality in Job opportunity.

Sebagai gambaran, a really true story. Seorang X, seorang komisaris perusahaan milik pemerintah yang paling menghasilkan, memiliki network dan pengaruh yang sangat luar biasa terutama pada rekan-rekan kerjanya sesama direksi dan komisaris yang bekerja di perusahaan milik pemerintah lainnya. X memiliki teman Y, direktur utama perusahaan milik pemerintah lainnya.

X memiliki putra Z, yang katanya lulusan dari universitas ternama di Amerika (namun setelah1 tahun lulus tidak berhasil menunjukkan ijazahnya). X ingin anaknya mengetahui bisnis sehingga dititipkan kepada sahabatnya, Y.

Melalui jalur cepat, menutup mata dari policy and procedure, Z bekerja magang di perusahaan milik Y dan dengan sekali tunjuk, berada di salah satu perusahaan di luar negeri. Bahkan keberadaannya, menyalahi ketentuan imigrasi negara yang dituju.

Z tidak menunjukkan minat untuk bekerja, titel yang didapatkan dari universitas di Amerika menjadi tidak dapat dipercaya jika melihat kemampuan bahasanya, atau tingkat independensinya. Hasil kuliah 4 tahun di Amerika hanya bisa dilihat dari attitude-nya yang luar biasa mengacuhkan kesopanan. Yes, Prejudice! Either his character or his environment made him as an ignorant badass.

Kemudian, di hari yang cerah, tiba-tiba  Y ingin karyawan perusahaannya memasukkan nama Z pada daftar nama pegawai yang direkrut bersama dengan para calon pegawai yang lainnya. Perbedaannya, calon pegawai lain melalui rangkaian tes super panjang, Z tidak. Pegawai lain ditempatkan di dalam negeri, Z di negara yang ingin ia tunjuk. Z mendapatkan kesempatan bekerja karena latar belakang keluarganya, sementara pegawai lain karena kemampuan intelegensia. Can we called it as nepotism?

Hal ini, bukan hanya satu kali, satu perusahaan, namun mungkin ratusan kali, ratusan perusahaan.
Say No to KKN, itu adalah deklarasi kita. Namun apakah benar-benar terjadi?

Peristiwa ini membuat aku kembali mempertanyakan tentang Equality. Satu peristiwa mungkin dapat dianggap sebagai exception, namun jika ratusan? kebiasaan? bisakah kita menutup hati (karena menutup mata sudah tidak mungkin) dan menganggap ini bukanlah isu negara (yang belum strategis) ?

Aku percaya bahwa kejadian seperti ini tidak terjadi di Negeri kita tercinta saja. Any other countries. Dimana pertumbuhan ekonomi menggeliat, kesempatan kerja terbatas, dan kebutuhan kerja yang melebihi kapasitas, akan selalu ada mereka, orang-orang yang menggunakan latar belakang untuk mengalahkan orang yang memiliki kemampuan.

Yes, I always being naived. Peristiwa seperti ini selalu membuatku emotionally effected. Keprihatinan membuatku bertanya-tanya dimanakah equality yang sesungguhnya berada?

Aku tidak pernah mempertanyakan keberuntungan orang-orang yang terlahir dengan latar belakang yang kuat dan mendapatkan banyak kemudahan dari situ. Namun yang menjadi pertanyaanku adalah ketika mereka memakai latar belakang untuk menindas kesempatan orang lain.

Maka pertanyaanku adalah dimana letak kesamaan seperti yang sering dideklarasikan dalam berbagai pakta kesamaan hak asasi.

"We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are Life, Liberty and the pursuit of Happiness." US Declaration of Independence, 1776


"All human beings are born free and equal in dignity and rights.They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood." Universal Declaration of Human Rights.

Karena kenyataannya, jika dia yang memiliki latar belakang kuat memiliki kesempatan yang berbeda dengan yang lain;  All human beings are born inequal.

Perjuangan kita untuk persamaan hak bukan lagi tentang warna kulit, jenis kelamin, pemerintah dan rakyat namun lebih pada Kaya dan Miskin : salah satu dampak dari Kapitalisme yang berkembang pesat beberapa dekade ini.

I tried to being objective, but I guess I failed. I tried to not being naived, but once again I failed.

Just like some folks  said :Yesterday I was clever so I wanted to change the world. Today I am wise, so I am changing my self.

Even when you have a strong backgrounds, please don't, just don't eliminate other person's opportunity. If you are confident enough with your ability, please do a fair competition.

Stop indifferent human based on Wealthy and Poor.

That's all my garbage!!

Hey, I strongly recommend you to read to Kill a mockingbird!


Comments

Popular Posts