Catatan perjalanan umroh part 1
Peletakkan Kaki Pertama, Menuju Brunei-Jeddah Madinah
Keputusanku untuk menjatuhkan pilihan pada Umroh untuk my travel of the year 2012 sesungguhnya sedikit accidental. Tiba-tiba, out of the blue aku iseng bertanya tentang travel agent kepada seorang teman. Berhasil terhubung dan dengan cepat aku menentukan akan berangkat di bulan mei. Setelah pamit ke Bos untuk cuti selama umroh (he absolutely can’t say no), aku pulang ke Malang dan menyiapkan keberangkatanku (lebih menyiapkan kebutuhan ini itu bukan mental)
Keberangkatanku menuju ke Juanda harus ku tempuh pagi buta sekitar pukul 1 pagi mengingat jadwal pesawat take off adalah pukul 06.30 pagi. Aku berkumpul di tempat travel dan tepat pukul setengah 2, bus menembus sepinya malam menuju ke Bandara Internasional Juanda. Sebelum subuh, aku bersama rombongan tiba di bandara dan segera mengambil wudhu untuk shalat.
Baru kali ini aku sholat shubuh di Bandara dan hebatnya, Musholla jauh dari kesan kosong dan sepi (mengingat masih pagi buta) namun malah disesaki org yg sedang berlomba ingin sholat subuh berjamaah. Mengharukan ya antusiasme nya?
Pukul setengah tujuh, pesawat Royal Brunei (Brunei di Raja) take off dari bandara Juanda menuju ke bandara BWN. OK, awalnya aku agak skeptis dengan pesawat ini namun ternyata...i think it's Beyond OK. Jenis pesawat yg digunakan, meskipun pesawat kecil airbus a380 yang lama, namun bersih dan terawat. Seperti menaiki Garuda Indonesia sekitar 2 tahun yang lalu sebelum mereka melakukan revitalisasi pesawat. Mbak pramugarinya juga cantik dan ramah, lebih menyenangkan lagi dia help full dg logat bicara melayunya. OK, i dont get their english Accent.
Pukul 09.30, pesawat royal Brunei mendarat di BWN. Uniknya, sang pilot meminta maaf karena saat ini kondisi bandara mereka sedang tidak nyaman karena sedang ada major renovasi. Wah! Meskipun aku tidak tahu apakah Garuda Indonesia juga melakukan hal yang sama ketika mereka mengangkut foreigner ke underconstruction Indonesian Airport, namun sekilas aku bisa menangkap hidden message bagaimana maskapai juga komitmen untuk menjual pariwisata negaranya kepada orang asing. Well done, sir!
Bandara BWN |
Sesampai di bandara BWN, bandara itu terlihat kosong dan memang masih underconstruction. Kesan yg Aq dapat dari arsitektur ruang tunggu bandara ini (sekilas bgt) adalah mirip dg bandara Changi yang modern dan minimalis. Pukul 11.30 aku melanjutkan ke pesawat menuju Jeddah menggunakan Boeing 777 yang lebar.
Kali Ini pesawat yg aq naiki masih tergolong baru dan full entertainment dan neat. Pramugaranya juga oke, in meantime ganteng, Ramah Dan sangat helpfull. selama 9 jam Lebih di pesawat aku mendapat 2x makan Dan free flow drink. Saladnya enak banget! (Notice on the last day, why almost all flight to and from Arab are dominated with male steward-find the reason later).
As predicted, keadaan di pesawat sangat dingin Meskipun sudah memakai jacket Dan selimut, Alhasil hampir seluruh penumpang Pada Kena penyakit asli Indonesia, masuk angin dissertaii melodi sendawa.
Setelah 9 jam gelisah (Lebih banyak tidurnya sih, eh FYI hiburan filmnya di royal Brunei sangat up to date), akhirnya Tepat pukul 04.51 sore pesawat tiba di bandara King Abdul aziz yang disambut dengan sengatan matahari Dan pemandangan desert. Oh ya, di Jeddah waktunya Lebih lambat 4 jam daripada di waktu indonesia bagian timur.
Sesampai di darat, mataku yang lapar langsung mengobservasi apa yang menarik di bandara Ini. Pertama, bus yang mengangkut qt dari pesawat ke terminal sangat mirip lintah dan menurutku first bus ceper ever hehe..wait what..pakai bus? Oh ya, kemungkinan besar karena alasan geografis, di bandara ini aku tidak menemui adanya garbarata. Hampir seluruh pesawat landing di tempat yang jauh dari terminal.
Selanjutnya bangunan bandaranya yang modern. Namun Ada yang menarik bandara ini ditutup dengan semacam payung raksasa di atas gedungnya. Curious, karena internetku tidak bisa jalan, aku ga bisa cek google, namun kesimpulan awalku adalah kanopi itu untuk menahan Sengatan sinar matahari ke Gedung disamping tambahan estetika.
Bandara King Abdul Azis: bandara dari samping, 'payung' penutup, bus ceper (counter clockwise) |
Setelah menyelesaikan persoalan immigrasi sekitar 1 jam, aq langsung naik ke bus yang telah disediakan oleh travel untuk menuju Madinah. Waktu menunjukkan pukul 18.30 ketika aku meninggalkan Jeddah. Perjalanan dari Jeddah Kira-Kira berjarak 400km ditempuh dengan waktu 5 jam, di tengah perjalanan kami sempat berhenti di suatu tempat (forgot the name) untuk sholat, namun dibatalkan karena kondisi toilet nya yang kurang bersih dan kami meneruskan perjalanan sampai Al-fariq with the better condition. Perjalanan ditempuh melalui jalan tol yang dibatasi oleh Gurun pasir. I can't see any home in there!
Tepat pukul 1 malam atau pukul 05 waktu Indonesia bagian timur, kami tiba di hotel Al-haram Madinnah. Lokasi hotelnya sekitar 20 meter dari Gate 25 Usman Bin Affan dari Masjid Nabawi. Menurut info travelku, hotel tersebut merupakan hotel bintang 5, namun aku meragukannya, dari segi fasilitas dan service perkiraanku itu adalah hotel bintang 3 atau 4. But I ain't disappoint at all, Menurutku masih ok daripada Ada yang di pikiranku selama Ini, Dan thanks to luck, aku berhasil mendapatkan kamar suite atas kesalahan pihak travel :p
Suite Room @ Al-Haram Hotel |
FYI, hampir seluruh bangunan hotel di Madinnah adalah seragam yaitu bangunan kotak (just square) dengan warna coklat kemerahan dengan lantai marmer melapisinya. Di lantai dasar hotel, diisi oleh toko-toko.
Subhanallah! Hanya itu yang Mampu aku ucapkan ketika memasuki Madinnah, sesuai namanya, Madinnah adalah Kota yang menerangi dan diterangi Cahaya, Dari arah jauhpun aku bisa melihat kemilau lampu dari masjid nabawi, masjid Dimana Rasullallah dimakamkan.
Sesampai di hotel al haram, So, tidak lama aku segera menyerbu bathtub, mandi setelah Lebih dr 24 jam di jalan, dan bersiap untuk tidur, tahajjud dan sholat shubuh di masjid yang pahala sekali sholat dilipatgandakan menjadi 1000x.Wah!
Peletakkan kaki kedua di Madinah – exploring-
Second day..hanya dengan tidur satu jam, aku bangun jam setengah 4 untuk bersiap mengikuti sholat shubuh di masjid Nabawi.
Jika semalam saat aku sampai kota Madinah yang sangat sepi Akan manusia namun saat aku menuju masjid nabawi, subhanallah, seperti hari raya idhul fitri!!! ribuan manusia dari berbagai negara menyemuti bahkan hingga halaman masjid nabawi. Karena terlambat, aku tidak bisa masuk ke dalam masjid namun hanya sampai di Teras. Setelah sholat, aku segera memasuki masjid melalui gate 25 Usman bin affan. Sebagai tips Dari ustadz, kita diharapkan mengingat Dari gate mana qta masuk untuk menghindari qta tersesat di dalam.
Masjid Nabawi saat shubuh (kiri), dan malam (kanan), always bright! |
Sebelum masuk, aku diperiksa oleh takmir masjid yang menggunakan abaya Dan cadar hitam. Badannya memang besar Dan dia berteriak-teriak sehingga kesannya seram, namun ketika aku take a look deeper, sesungguhnya wanita di balik cadar itu sangat cantik ;)
Segala jenis kamera dilarang digunakan di dalam masjid sehingga jika kita ketahuan membawa, kita akan dilarang masuk ke masjid (Alhamdulillah Meskipun aku membawa kamera, aku berhasil masuk yang Lebih dikarenakan 'luck' karena tiba-tibanya penjaganya skip memeriksa aku dan memeriksa orang dibelakangku.
Sesampai disana, aku langsung disambut bergentong-gentong air zam-zam yang tersedia gratis dengan gelas plastic yang baru dan akan terbuang dalam 1x pakai. Apa yang ada dalam pikiranku saat itu adalah: Wow, Masjid ini sangat kaya!!.FYI, tidak ada kotak amal tersedia anywhere di dalam masjid.
Sekitar setengah 6 aku beranjak Dari masjid menuju hotel untuk sarapan. Luar biasa, dalam waktu singkat, jalan di depan masjid Nabawi dipenuhi pedagang-pedagang yang menjual aneka macam barang dari kerudung, abaya, tas, sandal dan lain-lain. (hampir seperti pasar kaget di Indonesia). Uniknya, Meskipun penjual bukan orang Indonesia, mereka fasih mengucapkan harga dalam bahasa Indonesia. Rata2 harga di sana adalah 5 riyal (kamsa riyal) atau sekitar 12750 rupiah, Susah sekali untuk menawar di pasar kaget (kecuali di toko sambil sedikit senyam-senyum ga jelas Pada pedagangnya).
Pasar Kaget di depan Nabawi |
Oh jangan Salah mereka sangat mengenali anatomi wajah orang Indonesia, Meskipun aku insist ngomong paket bahasa inggris berpura-pura bukan org indo (mencoba experiment harga jika aku bukan org indo) tapi mereka dengan kekeuh ngajak ngomong pake bahasa indo sambil bertanya ttg Jakarta atau Surabaya..hipotesa awalku mayoritas org indo suka sekali beribadah sambil belanja sehingga org Indonesia juga bisa menyeberkan kultur Indonesia kepada mereka ;)
Setelah sarapan, aku bersama dengan rombongan kembali ke masjid nabawi untuk berziarah ke makam Rosullallah. Jika kita mengucapkan doa di raudah (tempat Diantara makam dan mimbar Rasullallah),maka insya Allah Akan dikabulkan. Hal Ini lah yang membuat jutaan orang rela melakukan apapun hanya untuk sekedar sholat di raudah.
Honestly, aku sama sekali tidak tahu menahu mengenai hal Ini karena simply don't know. Aku dengar Dari orang kalau Berdoa di nabawi maka do'a kita Akan dikabulkan, prosedurnya? Dunno. So, I will simply explain to all of ya beserta tips n trick nya.
Sekali lagi, aku nekat membawa hp berkamera ke dalam masjid (belum tobat), Dan lolos melalui pemeriksaan karena hp kutaruh di dada (oh ok, so gross hahaha...beberapa org Akan ditaruh di kaos kaki tapi aku kesulitan berjalan jika di kaus kaki). Pukul 7 pagi aku masuk dan ternyata Sudah banyak sekali manusia disana dengan tujuan yang sama. Untuk perempuan, raudah Ini dibuka Pada jam-jam tertentu, seperti saat jam sholat dhuha sampai sebelum dhuhur, setelah dhuhur sampai sebelum ashar, dan setelah isya’. Oleh karena hanya dibuka pada jam-jam tertentu, we are so competitive to get there.
Interior Nabawi, Convertible Kubah, lantai dan atap Nabawi (counter clockwise) |
Setelah menunggu hampir satu jam, di barrier terakhir sebelum masuk raudah, aku baru teringat dengan kata2 teman2ku untuk berhati2 agar tidak terinjak2 oleh orang2 yg Lebih besar daripada kami-Indonesian. Ketika menoleh di sekelilingku, alhamdulillah aku dikelilingi dengan orang2 indo Dan melayu, sementara di sisi kiriku (dipisahkan sekat tipis), banyak orang Dari Timur tengah yang berlari2 heboh untuk raudah. Menurut ustadz ah, jamaah Indonesia memang diberikan space khusus di Nabawi untuk menjaga orang Indonesia agar tidak tersakiti oleh saudara2 qta yang jauh Lebih besar itu. So sweet ya meskipun hal itu semakin membuat waktu tunggu orang Indonesia lebih lama...
Di ruang tunggu itu, qta diminta untuk memperbanyak doa, istighfar dan sholawat sambil menunggu saudara qta yang didepan selesai melakukan raudah juga sambil menikmati pemandangan langit biru di atas kita beserta burung-burung dara yang terbang kesana kemari.Pertama aku tidak notice, bagaimana mungkin aku bisa melihat langit di ruangan tertutup? Namun saat sholat shubuh aku melihat sendiri bagaimana kubah masjid bergeser, Dari langit hitam yang cerah menjadi kubah masjid yang cantik. Ah yes, convertible kubah..cool right?
Setelah Antrian dibuka kembali, kontan seperti air dari PMK, ribuan orang berlari masuk mendekati makam Rasul Dan berharap dapat sholat di atas karpet hijau Tempat Dimana kita bisa melakukan raudah. Kontan saja, chaos Terjadi. Masih banyaknya orang yg Berdoa di raudah membuat mereka secara tidak sengaja menginjak2 mereka yang sedang sholat. Bahkan, nenek2 yang lagi sholat di atas kursi pun juga menjadi korban.
Semua orang berebut mencari tempat. Untungnya aku Dan jamaah lain sepakat untuk saling menjaga dan bergantian untuk sholat.
Aku dan mamaku segera sholat dalam space yang sangat sempit (Dan risky), aku memulai sholat taubat kemudian hajat dan Berserah diri di sana. Tidak lama, ketika aku menyelesaikan sholat hajjat, aku merasa Ada dorongan dari belakangku, alhamdulillah ketika aku bersujud pun tidak Ada yang menyakiti aku Dan mamaku (meskipun yah,,aku ga sengaja dudukin orang yang sholat di belakangku...swear ga sengaja!!!)
Commit untuk tidak menengadahkan tangan, doaku pun tak terganggu, Dan baru di detik itulah aku tersadar bahwa orang yang mengusir qta ketika melihat qta Berdoa bukanlah takmir melainkan saudari2ku yang besar2 itu, just be careful ,bukan untuk menakut2i, namun beberapa kali, ketika aku menjaga sholat jamaah lainnya dengan membuat pagar, mereka malah sengaja menyikut dan mendorong (mentang2 badan Gede) Dan seems didn't feel sorry for that. Baru Kali Ini aku sadar pentingnya pelatihanku selama di busway berdesak2an..karena tubuh ku jadi resistance ketika didorong dan disikut(untung ga bales nyikut seperti ketika d busway).
Selesai raudah, aku segera beranjak Dari masjid Dan meminum zam2 di pintu keluar. Well, it's shopping time! Sekilas tadi aku melihat gerai H&M, Mother care Dan Next... Yeah can't wait to found big sale...siapa tau Ada sweater for 10Real? Rejeki dong kalau iya hehehe....
Keadaan di Halaman Masjid Nabawi |
Oh ya, selama sholat berjamaah di masjid nabawi, I can't help observing how our sisters pray differently. Perbedaannya Tak hanya di attire kami, namun Dari gerakan, rakaat, bahkan ketika sholat jamaah dimulai, mereka memilih sholat sendiri. Honestly, Ini sebuah distraction bagiku Saat aku sholat Dan ternyata Ini juga ujian dr umroh (I tell you why on my third day)
Sama dengan wanita Iran dibelakangku, dia juga sangat heran Ada mahkluk hidup seperti aq. Dia heran mengapa aku sangat kecil, cantik (wahhhhh!tapi Ini 100% subyektif dr Caraku menterjemahkan Bagaimana dia mengelus2 wajah ku)bahkan dia mengajak aku ikut ke Iran (saat itu aku langsung berfikiran Akan dijadikan TKW hehehehehe), hingga terakhir kami akhirnya berpisah, dia memelukku Dan mencium keningku..aw aw aw..honestly aku merasa sangat Terharu, Ini benar2 perjalanan spiritual bagiku.
Setelah isya, sekitar pukul 9 waktu setempat, aku kembali ke hotel untuk makan malam Dan memilih tidur cepat karena nanti Dini hari aku harus ke masjid untuk tahajjud ;) dan besok adalah jadwalku untuk city tour madinah.
Comments
Post a Comment