Fenomena Blackberry

Blackberry...
Sepertinya fenomena blackberry menjadi demam di seluruh dunia (baca: indonesia), Sebenernya males mengangkat topik ini, tapi karena tangan dan pikiranku gatal ketika melihat banyak manusia yang menabrakku ketika mereka jalan hanya karena mereka sedang ketawa-ketiwi dengan layar mungil di ponselnya plus..aq berani mengangkat topik ini karena aq bukan pengguna blackberry (lagi).
Setiap pagi, ketika berangkat naek busway, aq bisa menghitung berapa banyak manusia (baca:cewe) yang tenggelam dalam blackberry nya, bahkan ketika dorong-dorongan (ritual wajib) sebelum masuk busway, matanya tetap terpaku dalam layar berbunyi itu (aq tidak akan menyebut kebiasaan itu semacam syndrome mental yang sering diungkapkan:a**is karena alasan aq punya sodara seperti itu dan dia tak pernah menabrakku di jalan :D)

Focus Focus

aq jadi keinget salah satu temanq yg singaporeans, saat itu aq melihat banyak warga singapore yang tidak memakai bb, so i'm wondering dan bertanya pada temanku itu : (translate dari english) knapa sih orang singapore suka banget sama ipon?
temanku (cina singapore merried to org melayu): "karena iphone bagus lah, kaw nak bisa tengok wayang lewat iphone"
aq: (masih inggris) knapa ga pake bb, orang indonesia suka banget pake bb"
temanku : (dlm english karena terpukau dg kemampuan bhs inggrisku (yang menyedihkan)) buat apa bb?saya tidak suka, kami tidak suka, itu handphone chatting"
thats right! knapa fenomena bb sangat fenomenal di indonesia?karena salah satu fungsinya adalah chatting, yang notabenne salah satu 'local herritage' kita adalah we'd love to stay communicated (tough unimportant), and gathering together. Dalam bb temanku saja sampe dia memiliki 5 grup bbm dan grup itu selalu aktif!bayangkan berapa banyak waktu yang ia habiskan untuk ngobrol dengan orang diujung sana sampai dia kadang marah ketika dikasi kerjaan (dia pikir dia digaji buat bbm-an).
Kemarin, iseng aq jadi paparazzi di dalam busway, dan mencoba menghitung berapa banyak org yang sedang menjalin silaturahmi dengan temannya yang diujung sana itu, well, di bagian belakang saja aq bisa memotret 3 cewe sedang berada di dunia laen dengan bb-nya, blum aq hitung yang sedang bergelantungan dan sisi depan busway.
found her own world
Dari survey kecil-kecilan ku, kbanyakan orang yang terang-terangan 'mencintai' bbnya hingga di bawa ke toilet adalah cewe dengan usia kategori muda (kbanyakan usia 20 ke atas, yang baru saja mendapat kerja *gw dong).
namun, tidak menutup kemungkinan ibu-ibu jg terjangkit bb-fever, kapan lalu aq bareng ibu2 yang mau naik ke lift, saking asyiknya ma bb-nya sampai dia lupa mencet tombol lift sampe aq datang, dan parahnya pas dia uda di lift dia lupa mencet nomor lantainya sampai dia di lantai 8 (lantaiku) dia mengeluh karena lantainya terlewat +___________+'
Tapi,beberapa cowo metro(homo)sexual juga addicted to bb...dan teman kantorku, seorang om-om yang sedang puber kedua, menjadikan bbnya sebagai teman tidurnya sebagai pengganti istrinya.Duh!
so concentrating :)
Beberapa orang temanku yang dulu anti bb, last time i checked, yeah mereka pake bb. emang sih pesona bb intimidating, karena kemanapun qta pergi meeting, bertemu orang baru, yang ditanyakan adalah "ada pin bb ga?" udah kayak nanyain "no telponmu brapa?" karena yeah bbm is cheaper (they think) and faster responded (Saking ga bisa lepasnya dr bb).
I was there, tapi aq akhirnya memutuskan amputasi 'addicted'ku ke bb karena aq ingin fokus kerja (baca:ngegame). jangan salah, aq juga pernah nabrak tiang gara2 bbman sama temanku, dan setelah itu, beberapa meter hampir ditabrak mobil karena nyebrang ga liat2. pengalaman itulah yang menyadarkanku, bahwa bb tidak sehat untukku. Just a post :D



Comments

  1. Oh jadi BB kagak sehat ya? pantesan ganti kelain hati.... Tapi kalo bingung pakainya bisa bikin gak sehat juga lo... wekekkeke

    ReplyDelete
  2. Hehehe ngenyek wis ahli y skrg hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts