My Strong Mom

Me and My Mom :)
Kemarin, 22 Desember 2011 aku termasuk salah satu anak Indonesia yang sangat bersyukur karena telah dilahirkan oleh salah satu wanita kuat dan masih menemaniku untuk mencari jalan kehidupanku.


Anak mana yang tidak memuja ibunya? Disamping segala ketidaksukaan kami pada sang Ibu, namun sejalan dengan ketika kedewasaan kami mulai menemukan jalannya di otak kami, kami menyadari tidak satupun manusia yang sempurna bahkan Ibuku, namun aku tahu pasti cintanya padaku sempurna.

Selama beberapa tahun terakhir, aku terus menganalisa bagaimana caranya cinta Ibu tumbuh sebegitu butanya pada anaknya? Sebegitu besarnya melebihi cintanya pada diri sendiri? Dan aku belum menemukan jawabannya.

Ibuku_jika beliau tahu aku memiliki puluhan alasan yang sempat terlintas dalam otakku untuk menggantinya dengan Ibu yang lain, apakah ia akan tetap mencintaiku tanpa kondisi seperti Sekarang?

Ibuku-bukanlah orang yang penuh kasih sayang, itulah yang dulu selalu tercetak di benakku. Ia tidak pernah memelukku jika Ellen kecil menangis, tidak pernah mengantarkanku pergi ke sekolah bahkan di hari pertama aku masuk TK, tidak pernah menyiapkan bekal makan siang yang lezat kecuali indomie dan roti bakar, jarang memasak untuk kami-anak2nya dan masih banyak ketidaksempurnaan lain yang membuatku berfikir bahwa Ibuku-bukanlah ibu favorit bagi para anaknya.
Ibuku adalah seorang diktator, sang pembuat peraturan, tidak Ada demokrasi dalam sistem keluarga kami. Dia membuat jadwal kehidupan kami-aku dan kakak-kakakku. Kapan kami harus bangun, sekolah, makan, tidur siang, mandi, belajar dan nonton tv. Dia juga pengukur waktu yang akurat, jika kami terlambat pulang ke rumah maka lecutan sabuk adalah konsekuensinya. Dia juga menyimpan lecut yang siap dia keluarkan kapanpun jika kami dianggap melampau batas kesabarannya.

Aku dan kakak-kakakku tidak diijinkan bermain seusai pulang sekolah. Pukul 02.00 siang sampe pukul 15.30 adalah jam tidur siang. Ada hari ketika Ibuku harus bekerja menerima rias pengantin, maka itulah hari kemerdekaan bagi kami-anak2nya.

Ibuku juga jarang memberikan aku kemewahan. Disamping kemampuan financial yang terbatas, ibuku tidak ingin aku tumbuh menjadi manusia yang suka pamer. Dari aku SD hingga SMP, Ibu membelikan aku sepatu pro ATT (cost 7k only) atau maksimum Kasogi dan Bata, sementara teman-temanku sudah memakai reebok Dmx, Fila, atau Nike/

Namun ibuku tidak pernah membuatku kekurangan dalam hal pendidikan. Seluruh buku dia penuhi, bahkan majalah,comic, cerita anak dan buku pengetahuan_ tidak Ada limit untuknya. Padahal saat itu, aku lebih menyukai dibelikan sepatu yang bisa nyala daripada majalah mentari putera harapan.

Ibuku tidak terlahir dari keluarga yang sangat berpendidikan, dan dia tumbuh di jaman ketika perempuan dibesarkan hanya untuk menjadi istri seseorang untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Ibuku tidak mengenal piano, balet, biola untuk dikenalkan kembali pada anaknya. Hingga aku SMA, aku kecewa karena ibuku tidak pernah memberikan aku pendidikan piano, balet, biola, agar aku memiliki bakat untuk menjadi orang hebat.

Aku tumbuh dengan membawa pikiran bahwa ibuku tidak mencintaiku sebesar cinta Ibu para sahabatku pada sahabatku.

Namun beranjak dewasa, ketika aku mulai dibelikan sepatu Nike untuk sepatu sekolahku, aku perlahan mengerti Dan 'memaafkan' Ibuku.
Aku mengerti mengapa ia jarang mengantarkanku pergi ke sekolah hanya untuk memberikan kesempatan bagi kakak2ku untuk mengantarkanku sehingga kakak2ku memiliki tanggung jawab atasku.

Aku mengerti mengapa aku tidak diijinkan bermain ketika pulang sekolah karena beliau ingin ia punya waktu dengan anak-anaknya untuk berbagi cerita tentang apa yang terjadi di sekolah, agar kami mencintai rumah kami Dan Akan selalu kembali ke rumah walau kami telah terpencar. Dan tentu dia tidak ingin anak-anaknya gosong karena sinar matahari. Terlebih, kebiasaan itu telah membuat aku dan kakak-kakaku menjadi sangat terbuka pada ibuku.
 
Aku mengerti mengapa dia tidak membelikanku barang-barang yang mahal hingga aku SMA Dan beranjak dewasa (bukan berarti langsung dibelikan barang mahal, tapi setidaknya upgrade lah), agar aku mencintai diri aku sendiri apa adanya tanpa barang-barang mahal. Agar aku memiliki kepercayaan diri yang tumbuh karena kecintaanku atas karakterku, bukan attribute yang menempel di tubuhku.


Aku mengerti mengapa ia membelikan aku pengetahuan melalui ratusan buku agar aku memiliki satu bakat,satu kelebihan yang tidak bisa ia beli dari les balet, piano Dan biola.

Aku mengerti mengapa ia tidak pernah membawakan aku bekal yang lezat Dan mewah, karena setiap pagi ia harus bangun jam 4 pagi Dan menyiapkan suaminya ke kantor Dan anak2nya pergi ke sekolah. Tak cukup waktu baginya untuk menyiapkan bekal 4 kotak bagi anak-anaknya.
Aku mengerti kenapa dia tidak memelukku ketika aku menangis bukan karena ia tidak menyayangiku melainkan ia memberikan aku waktu untuk mengatasi kesedihanku sendiri Dan menjadikan aku kuat. Dia adalah wanita kuat yang ingin anaknya menjadi wanita yang lebih kuat.

Dialah yang menangis ketika aku mengalami patah hatiku yang pertama dan sangat terluka karena membiarkan anaknya sangat terluka oleh orang lain yang baru saja memasuki hidupnya.

Dialah yang menghabiskan sepanjang waktu hidupnya untuk membuat anaknya bahagia. Saat aku pergi ke sekolah, dia sibuk menjahitkan baju untuk bonekaku agar aku tidak menangis lagi minta boneka baru (fyi aku tergila2 dengan boneka hingga aku harus beli seminggu sekali, kalau tidak aku Akan menangis meraung2).

Dia adalah orang yang mengambil raportku selama 12 tahun masa pendidikanku tidak pernah absent.
Dia adalah orang yang mengusulkan suatu acara ke sekolah anaknya hanya agar dia bisa menunjukkan bakat anaknya yaitu menari.

Dia adalah orang yang mengajarkanku menjadi seseorang yang tidak bergantung pada orang lain. Dia tidak pernah membantuku dalam mengerjakan PR ku melainkan hanya menungguku, dia membiarkan jariku tertusuk jarum ketika aku harus membuat hasil karya ketrampilan menjahit.

Dia adalah orang yang memaksa untuk mengajariku untuk menyetir hanya karena kami tidak pernah mampu menggaji sopir secara bulanan sehingga kami bisa pergi kemanapun kami inginkan. Karena dengan perjalanan itulah dia menyembuhkan dirinya sendiri dari letihnya hidup tanpa mengeluh.

Dia adalah orang yang dengan berani menempuh jarak ratusan kilometer untuk mengunjungi anaknya, di saat Ia tahu kalau anaknya sedang sedih.

Dia adalah orang yang bangun terlalu pagi, menyiapkan seluruh kebutuhan anak-anaknya hanya untuk membiarkan anaknya memiliki sedikit waktu untuk tidur sebelum menghadapi hari-harinya yang melelahkan di sekolah.

Dan hingga sekarang, di USIA senjanya, dia menolak usulan anak2nya untuk memberinya pembantu rumah tangga hanya untuk membuat dirinya sendiri menjadi orang tua yang mampu menangani dirinya sendiri. Dia masih bekerja dalam dunia yang sangat dicintainya dari dulu, hanya untuk meringankan beban anak-anaknya agar tidak terlalu menanggung hidupnya.
 
Dia adalah orang yang setiap saat menelponku, disaat aku beratus-ratus kilometer jauh darinya karena rasa rindunya yang mendalam pada sosok buah hatinya. Sementara aku hanya memiliki waktu satu kali dalam seminggu untuk menelponnya, padahal aku setiap hari menelpon cowokku.
 
Dia adalah orang yang selalu teringat pada anaknya, kemanapun ia pergi, bahkan hanya ke kondangan dia rela tidak memakan kue agar kue itu bisa dibungkus untuk anaknya yang menunggu di rumah.
 
Dia adalah wanita yang mengumpulkan setiap rupiah selama hidupnya hanya untuk membelikan aku baju, sepatu, tas. sesuatu yang sangat aku sukai sementara ia memilih me-remake baju-baju lamanya untuk menghemat.

Dia bukanlah ibu modern yang menggunakan Blackberry, memakai tas LV, sepatu bottega, bahkan dia tidak mengetahui kalau Hermes adalah suatu merk. Dia tidak tahu bahwa di dunia ini ada tas yang berharga ratusan juta dan mungkin tidak akan mempercayainya. Tapi dia selalu tahu ukuran baju anaknya, selera mode anaknya, bahkan setiap saat jika Ia membeli baju untuk barang dagangan dia selalu mencari baju kesukaan anaknya, sebagai hadiah jika nanti aku pulang ke rumahnya.

Dia juga tidak tahu bagaimana cara menggunakan Internet, namun dia tidak perlu Google untuk mengetahui tanda-tanda ketika anaknya sedih dan memiliki masalah.

Ibuku yang sederhana, namun memiliki cinta yang luar biasa.

 
Hingga saat ini, di malam-malam ia memikirkan anaknya, dia menangis, hatinya yang sangat mencintai anaknya tidak pernah rela jauh dari keempat anaknya. Di balik kekuatan batinnya dalam menghadapi hidup, hanya satu masa yang mampu melemahkannya;yaitu ketika dia melihat anaknya menderita.


Hey, my strong Mom, sorry couldnt Love you morethan you do,
Sorry couldnt call you More often than you do,
Sorry couldnt give you a peace for your mind yet,
Sorry been made you cry when i'm too sick
Sorry been Made u worried when i Didnt go home ontime
Sorry for comparing you with my bestfriend's Mom
Sorry been wishing you to be a perfect mother
Sorry for the every wish for me that Didnt Come true
Sorry if i ever Love you conditionally
Sorry still make you work until now
Sorry for everything that i Made my self hurt you
But i will, AS your beloved daughter always to be strong to conquer every constrain in my life, just you want me to be.

I Love you Mom, second biggest after my Love to my God...

Comments

Popular Posts